Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Karakteristik Computational Thinking Meliputi Hal Hal Berikut Kecuali !!


Computational Thinking - School of Computer Science

Computational thinking adalah sebuah proses pemikiran, yang terlepas dari teknologi. Computational thinking adalah metode penyelesaian masaah yang dirancang untuk dapat selesaikan dan dijalankan oleh manusia, computer atau kedua-duanya. Karakteristik Computational thinking meliputi hal-hal berikut, tetapi tidak hanya terbatas pada hal-hal berikut Computational thinking (CT) adalah terminology yang sekarang ini digunakan untuk merujuk pada ide dan konsep dalam penerapan berbagai bidang computer science (CS) atau Teknik informatika. Secara internasional, telah terjadi debat terkait pentingnya pemahaanakan computer science, tidak hanya dalam konten, tetapi juga sebagai salah satu kemampuan umum, terkait pemikiran yang kritis dalam dunia teknologi sekarang ini.

Jeanette Wing adalah kembali memperkenalkan istilah Computational thinking pada Maret 2006. Yang mana, computational thinking termasuk penyelesaian masalah, merancang system dan memahami perilaku manusia dengan mengambarkan konsep dasar kedalam computer science. Pada tahun 2011, Jeannette memperkenalkan definisi baru, yang mana : Computational Thinking adalah proses berpikir yang diperlukan dalam memformulasikan masalah dan solusinya, sehingga solusi tersebut dapat menjadi agen pemroses informasi yang efektif dalam menyelesaikan masalah.

Banyak peneliti yang melanjutkan pemikiran terkait Computational thinking ini dan dikembangkan menjadi berbagai definisi. Seperti Computational thinking adalah pemecahan masalah, melihat pola dan mempertanyakan bukti (Charlotn&Luckin, 2012). Keterangan lainnya dapat dilihat berdasarkan Gambar 1, Konsep dan skills dalam berbagai literatur yang di susun oleh team komisi Eropa[2].

Kata kunci utama dalam CT adalah abstraksi, algoritma, automatisasi, dekomposisi dan generalisasi. Dapat dilihat definisinya lebih lengkap pada gambar 2 berikut.

Metode computational thinking adalah metode yang mana memerlukan kerjasama dalam tim dalam prosesnya. Sebuah kasus diberikan, didiskusikan bersama-sama dalam kelompok kecil atau besar terkait sudut pandang melihat masalah, kemungkinan – kemungkinan solusi yang dapat digunakan dan bagaimana proses pembelajaran yang di dapat dalam masalah tersebut.

[2]      S. Bocconi et al., Developing computational thinking in compulsory education – Implications for policy and practice, no. June. 2016.

[3]      P. B. Pientka, “Computational Thinking : What is the science in computer science ? A grand vision ‘ Computational Thinking will be a fundamental skill used by everyone in the world in the middle of the 21st century .’” School of Computer Science, McGill University, Canada.

Apabila Anda melihat pesan ini, berarti Anda masih menggunakan browser Internet Explorer seri 8 / 7 / 6 /

Sebagai informasi, browser yang anda gunakan ini tidaklah aman dan tidak dapat menampilkan teknologi CSS terakhir yang dapat membuat sebuah situs tampil lebih baik. Bahkan Microsoft sebagai pembuatnya, telah merekomendasikan agar menggunakan browser yang lebih modern.

If you are viewing this message, it means that you are currently using Internet Explorer 8 / 7 / 6 / below to access this site. FYI, it is unsafe and unable to render the latest CSS improvements. Even Microsoft, its creator, wants you to install more modern browser.


Tips Mudah Lolos SKD Kedinasan CPNS 2020 | educate

Computational Thinking - BPK Penabur

Computational thinking adalah metode penyelesaian masaah yang dirancang untuk dapat selesaikan dan dijalankan oleh manusia, computer atau kedua-duanya. Karakteristik Computational thinking meliputi hal-hal berikut, tetapi tidak hanya terbatas pada hal-hal berikut ini : Memformulasikan per-masalah dengan cara yang mana membuat kita dapat Computational thinking (CT) adalah terminology yang sekarang ini digunakan untuk merujuk pada ide dan konsep dalam penerapan berbagai bidang computer science (CS) atau Teknik informatika. Secara internasional, telah terjadi debat terkait pentingnya pemahaanakan computer science, tidak hanya dalam konten, tetapi juga sebagai salah satu kemampuan umum, terkait pemikiran yang kritis dalam dunia teknologi sekarang ini.

Jeanette Wing adalah kembali memperkenalkan istilah Computational thinking pada Maret 2006. Yang mana, computational thinking termasuk penyelesaian masalah, merancang system dan memahami perilaku manusia dengan mengambarkan konsep dasar kedalam computer science. Pada tahun 2011, Jeannette memperkenalkan definisi baru, yang mana : Computational Thinking adalah proses berpikir yang diperlukan dalam memformulasikan masalah dan solusinya, sehingga solusi tersebut dapat menjadi agen pemroses informasi yang efektif dalam menyelesaikan masalah.

Banyak peneliti yang melanjutkan pemikiran terkait Computational thinking ini dan dikembangkan menjadi berbagai definisi. Seperti Computational thinking adalah pemecahan masalah, melihat pola dan mempertanyakan bukti (Charlotn&Luckin, 2012). Keterangan lainnya dapat dilihat berdasarkan Gambar 1, Konsep dan skills dalam berbagai literatur yang di susun oleh team komisi Eropa[2].

Kata kunci utama dalam CT adalah abstraksi, algoritma, automatisasi, dekomposisi dan generalisasi. Dapat dilihat definisinya lebih lengkap pada gambar 2 berikut.

Metode computational thinking adalah metode yang mana memerlukan kerjasama dalam tim dalam prosesnya. Sebuah kasus diberikan, didiskusikan bersama-sama dalam kelompok kecil atau besar terkait sudut pandang melihat masalah, kemungkinan – kemungkinan solusi yang dapat digunakan dan bagaimana proses pembelajaran yang di dapat dalam masalah tersebut.(jsu)


Computational Thinking – NURMAN06

Computational thinking adalah sebuah proses pemikiran, yang terlepas dari teknologi. Computational thinking adalah metode penyelesaian masalah yang dirancang untuk dapat selesaikan dan dijalankan oleh manusia, computer atau kedua-duanya. Karakteristik Computational thinking meliputi hal-hal berikut, tetapi tidak hanya terbatas pada hal-hal Computational thinking (CT) adalah terminologi yang sekarang ini digunakan untuk merujuk pada ide dan konsep dalam penerapan berbagai bidang computer science (CS) atau Teknik informatika. Secara internasional, telah terjadi debat terkait pentingnya pemahanakan computer science, tidak hanya dalam konten, tetapi juga sebagai salah satu kemampuan umum, terkait pemikiran yang kritis dalam dunia teknologi sekarang ini.

Jeanette Wing adalah kembali memperkenalkan istilah Computational thinking pada Maret 2006. Yang mana, computational thinking termasuk penyelesaian masalah, merancang system dan memahami perilaku manusia dengan mengambarkan konsep dasar kedalam computer science. Pada tahun 2011, Jeannette memperkenalkan definisi baru, yaitu Computational Thinking adalah proses berpikir yang diperlukan dalam memformulasikan masalah dan solusinya, sehingga solusi tersebut dapat menjadi agen pemroses informasi yang efektif dalam menyelesaikan masalah.

Banyak peneliti yang melanjutkan pemikiran terkait Computational thinking ini dan dikembangkan menjadi berbagai definisi. Seperti Computational thinking adalah pemecahan masalah, melihat pola dan mempertanyakan bukti (Charlotn&Luckin, 2012). Keterangan lainnya dapat dilihat berdasarkan Gambar 1, Konsep dan skills dalam berbagai literatur yang di susun oleh team komisi Eropa[2].

Kata kunci utama dalam CT adalah abstraksi, algoritma, automatisasi, dekomposisi dan generalisasi. Dapat dilihat definisinya lebih lengkap pada gambar 2 berikut.

Metode computational thinking adalah metode yang mana memerlukan kerjasama dalam tim dalam prosesnya. Sebuah kasus diberikan, didiskusikan bersama-sama dalam kelompok kecil atau besar terkait sudut pandang melihat masalah, kemungkinan – kemungkinan solusi yang dapat digunakan dan bagaimana proses pembelajaran yang di dapat dalam masalah tersebut.

[3]      P. B. Pientka, “Computational Thinking : What is the science in computer science ? A grand vision ‘ Computational Thinking will be a fundamental skill used by everyone in the world in the middle of the 21st century .’” School of Computer Science, McGill University, Canada.

Big data adalah istilah yang menggambarkan volume besar data – baik terstruktur maupun tidak terstruktur – yang membanjiri bisnis sehari-hari. Namun bukan jumlah data yang penting. Apa yang dilakukan organisasi dengan data itulah yang penting. Big data dapat dianalisis demi pemahaman yang mengarah kepada keputusan dan gerakan bisnis strategis yang lebih baik.


DuniaKU: tabloidmaya Just another WordPress.com site Menu

Apa itu Computational Thinking? - Penjelasan & Contoh - serupa.id

Definisi Computational Thinking. Computational thinking adalah cara berpikir untuk menyelesaikan masalah (problem solving) dengan cara menguraikannya menjadi beberapa tahapan yang efektif, efisien, dan menyeluruh, meliputi: decomposition, pattern recognition, abstraction, algorithms yang merupakan beberapa konsep dasar ilmu komputer. Pemikiran Computational thinking adalah cara berpikir untuk menyelesaikan masalah (problem solving) dengan cara menguraikannya menjadi beberapa tahapan yang efektif, efisien, dan menyeluruh, meliputi: decomposition, pattern recognition, abstraction, algorithms yang merupakan beberapa konsep dasar ilmu komputer.

Pemikiran komputasi dianggap diinisiasi oleh artikel jurnal Wing pada tahun 2006. Namun, sebetulnya subjek serupa telah dirujuk oleh Papert (1996) dengan nama “pemikiran prosuderal”.

Wing (2006, hlm. 33) berpendapat bahwa computational thinking melibatkan pemecahan masalah, perancangan sistem, memahami perilaku manusia dengan berkaca pada konsep-konsep dasar ilmu komputer.

Dapat dikatakan pula bahwa apa itu computational thinking atau pemikiran komputasi merupakan metode untuk menyelesaikan masalah melalui tahapan-tahapan berpikir dalam merancang pengembangan sistem atau aplikasi komputer.

Biasanya, pengembangan aplikasi dimulai dengan kebutuhan sistem. Kebutuhan sistem akan menimbulkan banyak permasalahan antara keinginan pengguna (yang membutuhkan aplikasi) dengan Programmer atau sistem komputer yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi tersebut.

Meskipun begitu, pemikiran komputasi dapat diimplementasikan terhadap permasalahan lain di luar ilmu komputer pula. Hal ini dapat terlihat dari definisi berbeda dari salah satu pemikir utama computational thinking, yakni Jeannette M. Wing.

Pada tahun 2011, Wing mengubah definisi pemikiran komputasi menjadi: Computational thinking adalah proses berpikir yang merumuskan masalah dan solusinya, sehingga solusi tersebut direpresentasikan dalam bentuk yang dapat dilakukan secara efektif oleh agen pengolah informasi (Wing, 2011).

Apakah cara berpikir computational thinking bekerja? Sebagai seseorang yang telah bergelut dengan sistem informasi dan aplikasi, ya, pemikiran komputasi sangat efektif untuk digunakan, setidaknya dalam kacamata informatika.

Sepanjang karir saya sebagai developer (programmer) terdapat masa ketika saya tidak menyadari bahwa saya sedang menggunakan metode computational thinking. Bagaimana pemikiran komputasi bekerja dalam dunia ilmu komputer akan saya gambarkan dalam beberapa baris penjelasan di bawah ini.

Kebutuhan aplikasi akan banyak menimbulkan masalah yang harus dipecahkan agar aplikasi tersebut dapat bekerja dan digunakan. Salah satu contohnya adalah bagaimana input dari user harus diverifikasi validitasnya. Misalnya, suatu form isian wajib di isi, jika tidak aplikasi tidak dapat memprosesnya.

Bagaimana cara mengecek suatu form telah diisi oleh user atau tidak? Tentunya dengan mengecek satu-persatu form wajib yang harus di isi. Katakanlah, kita memberikan perintah ini pada sistem:

Sehingga, jika form nama tidak diisi maka aplikasi akan menghentikan proses pendaftaran, sebaliknya jika form nama diisi, maka proses pendaftaran aplikasi akan dilanjutkan.

Tampaknya masalah tersebut sudah diselesaikan bukan? Salah. Karena banyak form lain yang wajib untuk di isi pula (bisa belasan bahkan puluhan). Tentunya, bisa saja kita membuat “Jika” yang lainnya untuk semua form. Namun di sana terdapat celah untuk melakukan salah satu aspek pertimbangan computational thinking, yakni: pengenalan pola yang sama (pattern recognition).

Daripada menduplikasi kedua perintah di atas satu persatu untuk semua form yang ada, lebih baik kita membuat algoritma yang dapat dipakai berulang-ulang untuk semua form. Maka, dengan computational thinking, kita akan membuat semacam:

Selanjutnya kita tinggal memerintah Algoritma Validasi Form yang Kosong untuk menyelesaikan permasalahan pada seluruh form yang tidak boleh kosong, misalnya:

Jauh lebih efektif bukan? Permasalahan benar-benar diselesaikan secara mendasar dan menyeluruh. Kita tidak harus membuat perintah berulang-ulang hingg puluhan baris untuk setiap masalah serupa yang akan kita hadapi.

Lalu seperti apa implementasinya dalam hal lain di luar ilmu komputer? Sesungguhnya, computational thinking telah banyak diterapkan dalam berbagai hal. Contoh mudahnya adalah bagaimana sistem antrean menyelesaikan permasalahan keadilan dan keefisienan dalam menunggu giliran.

Berbagai sistem manual seperti hukum, syarat dan ketentuan, SOP (standar operasional) dalam melaksanakan suatu pekerjaan merupakan salah satu bentuk nyata dari pemikiran komputasi.

Bedanya, jika sistem tersebut dibuat berlandaskan pemikiran komputasi, maka peraturan yang ada akan jauh menjadi lebih dinamis dan sesuai dengan kebutuhannya.

Misalnya, tanpa computational thinking pemerintah Amerika mengalami penambahan narapidana pemakai obat-obatan terlarang. Bahkan, penjara mereka yang tentunya cukup luas dengan daya tampung besar sudah tidak dapat menampungnya lagi.

Hal tersebut karena sistem hukum yang berlaku terlalu kaku, semua pengguna narkoba dianggap kriminal. Padahal, sebagian dari mereka tak lain sekedar korban yang bukan membutuhkan penjara, namun justru membutuhkan rehabilitasi. Computational thinking akan menerapkan alogirtma yang sesuai terhadap masing-masing profil pelanggar hukum.

Bandar dihukum berat (termasuk penjara), pengguna yang mengajak orang lain diberikan sanksi sosial hingga penjara, sementara korban pengguna yang “terbawa” cukup direhabilitasi saja. Terdapat sekuen yang berulang-ulang untuk memastikan setiap permasalahan ditangani oleh hal yang benar-benar akurat dan relevan yang merupakan salah satu bagian dari pemikiran komputasi: algorithm.

Tampaknya computational thinking sudah ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga sudah kita ketahui tanpa adanya literasi ini. Lalu apa bedanya computational thinking dari pemikiran lain? Ini adalah salah satu hal yang banyak dipertanyakan oleh para ahli.

Beberapa ahli berpendapat bahwa computational thinking tidak memiliki pemikiran unik yang dapat membantu problem solving. Intinya, berbagai pendekatan dan metode lain telah memilikinya. Pengembangan sistem untuk menyelesaikan suatu repetisi telah dilakukan dari zaman dahulu.

Setidaknya, jika kita berkaca pada sejarah revolusi industri manusia, hal ini telah dilakukan bahkan dalam tahap revolusi industri awal. Bukankah inti yang dilakukan dalam computational thinking adalah: analisis, perancangan sistem, dan evaluasi?

Padahal, jika kita melihat kurikulum 13, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan saintifik. Semua hal yang ada dalam computational thinking terdapat dalam pendekatan itu pula. Bahkan, pendekatan saintifik memiliki tools-tools yang jauh lebih luas lagi cakupannya jika dibandingkan dengan computational thinking.

Bisa dikatakan pula bahwa sebetulnya computational thinking tidak lebih dari sekedar turunan atau cabang pemikiran yang dihasilkan dari pendekatan saintifik pula. Jangan lupa bahwa teknologi adalah pengaplikasian sains.

Namun bukan berarti computational thinking tidak berguna atau terlalu generik untuk diterapkan dalam kurikulum. Terkadang, jika kita tidak mengerucutkan suatu hal, bisa jadi dampak yang kita inginkan tidak maksimal.

Pendekatan saintifik mungkin terdengar jauh lebih kuat. Namun dalam implementasinya, bisa jadi siswa Indonesia belum membutuhkannya. Bisa jadi pendekatan saintifik jauh lebih efektif jika hanya diaplikasikan oleh perguruan tinggi yang berorientasi membentuk ilmuwan atau cendekia.

Sementara salah satu visi dari Mendikbud Nadiem Makarim sepertinya adalah memajukan SDM dan vokasi Indonesia. Dalam hal ini, computational thinking sangatlah menjanjikan. Apalagi jika kita menerapkan efisiensinya dalam problem solving.

Computational thinking dapat diterapkan dalam banyak pemecahan masalah. Tahapnya yang efisien dan efektif dapat melatih siswa untuk bekerja secara sistematis dan menyeluruh. Problem solving bukanlah hal baru yang selalu digaungkan dalam dunia pendidikan.

Biasanya, guru akan memberikan masalah dan meminta siswa untuk memecahkannya dengan cara masing-masing. Namun tidak semua siswa mampu memulainya sendiri. Computational thinking dapat menjadi acuan dasar umum yang dapat digunakan dalam mata pelajaran, bidang, atau permasalahan apa pun.

Sebagai catatan akhir, mengapa problem solving menjadi salah satu kemampuan wajib di abad 21 ini? Kata kuncinya adalah kecepatan. Hari ini semua bidang menuntut suatu hal untuk dilakukan atau diproduksi dengan lebih cepat. Jika tidak, kita tidak akan mampu bersaing dengan perkembangan zaman yang memang menjadi jauh lebih cepat pula karena revolusi industri 4.0.

Namun, kecepatan tersebut memberikan dampak negatif pula. Apa? Yakni munculnya banyak masalah. Kulkas yang diproduksi zaman dulu jauh lebih awet dan tidak memberikan terlalu banyak masalah bukan? Berbeda dengan kulkas baru yang bisa jadi tiba-tiba rusak dalam 1-2 tahun saja.

Hal tersebut terjadi karena pengerjaannya tidak menggunakan timeline waterfall yang akan secara perlahan meriset, merancang, dan mengetesnya secara menyeluruh terlebih dahulu sebelum diproduksi massal.

Hari ini kebanyakan produsen kulkas melakukan timeline SCRUM yang melakukan segalanya dengan lebih cepat karena semua proses dilakukan secara bersamaan. Hasilnya? Produksi jauh lebih cepat, namun permasalahan yang datang juga semakin banyak.

Fenomena tersebut tidak hanya terjadi dalam industri kulkas saja. Bahkan industri militer yang memproduksi pesawat tempur saja mengalami hal yang sama. Inilah mengapa problem solving menjadi kemampuan yang sangat penting untuk melakukan negasi terhadap dampak negatif dari percepatan industri.

#messagemessage/message^messageYour submission failed. The server responded with status_text (code status_code). Please contact the developer of this form processor to improve this message. Learn More/message

#messagemessage/message^messageIt appears your submission was successful. Even though the server responded OK, it is possible the submission was not processed. Please contact the developer of this form processor to improve this message. Learn More/message

#messagemessage/message^messageYour submission failed. The server responded with status_text (code status_code). Please contact the developer of this form processor to improve this message. Learn More/message

#messagemessage/message^messageIt appears your submission was successful. Even though the server responded OK, it is possible the submission was not processed. Please contact the developer of this form processor to improve this message. Learn More/message

Serupa.id adalah situs pendidikan berbasis seni & sains yang membahas: seni murni, desain, sastra, bahasa, sosial, budaya, filsafat, teknologi, dsb. Materi artikel selalu diperkuat pendapat para ahli ( pustaka/ buku referensi terlampir).


Dasar-dasar Pemikiran Komputasional

Dasar-dasar Pemikiran Komputasional. Web Designer diharuskan untuk memikirkan masalah dengan cara yang dapat dimengerti oleh komputer, sehingga "pemikiran komputasional" adalah keterampilan yang sangat diperlukan untuk mereka miliki.Ini menawarkan alat sistematis yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas kompleks dari klien. DuniaKU: tabloidmaya Just another WordPress.com site Menu

Computational Thinking - Biro Bebras

Computational thinking (CT) adalah terminology yang sekarang ini digunakan untuk merujuk pada ide dan konsep dalam penerapan berbagai bidang computer science (CS) atau Teknik informatika. Secara internasional, telah terjadi debat terkait pentingnya pemahaanakan computer science, tidak hanya dalam konten, tetapi juga sebagai salah satu kemampuan umum, terkait pemikiran yang kritis dalam dunia

COMPUTATIONAL THINKING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGHADAPI ERA

Euclid, Vol.7, No.2, pp. 86 Euclid, p-ISSN 2355-1712, e-ISSN 2541-4453, Vol. 7, No. 2, pp. 77- 147 ©Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ), Cirebon. DuniaKU: tabloidmaya Just another WordPress.com site Menu

Penerapan Computational Thinking untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 117 Volume 9 Nomor 2 2019 ISSN : 2089-6158 Penerapan Computational Thinking untuk Kunthi Ratna Kawuri

Computational Thinking | Other Quiz - Quizizz

Play this game to review Other. 1. Salah satu konsep utana pendekatan computational thinking yaitu kemampuan berpikir untuk memecah data, proses atau masalah yang rumit dan kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan menjadi tugas yang mudah dikelola, disebut sebagai…

DuniaKU: tabloidmaya Just another WordPress.com site Menu

Contoh Soal Dekomposisi Computational Thinking – Dikdasmen

Contoh abstraction dalam computational thinking. Salah satu contoh kegiatan yang membutuhkan berpikir komputasiComputational Thinking adalah siswa diberikan proyek untuk melakukan budidaya ikan lele dalam ember budikdamber. karakteristik computational thinking meliputi hal-hal berikut kecuali

karakteristik computational thinking meliputi hal-hal berikut kecuali

karakteristik adalah,karakteristik aliran sungai bagian tengah,karakteristik asia tengah,karakteristik anak usia dini,karakteristik artinya,karakteristik asia selatan,karakteristik asia barat,karakteristik api pada node.js,karakteristik akuntansi,karakteristik aset tetap,computational adalah,computational artinya,computational and applied mathematics,computational architecture,computational and theoretical chemistry,computational and structural biotechnology journal,computational analysis,computational astrophysics,computational and mathematical methods in medicine,computational artifact,thinking artinya,thinking about you,thinking adalah,thinking about you artinya,thinking about,thinking animation,thinking about you lirik,thinking bout you lyrics,thinking about you radiohead,thinking about you radiohead lyrics,meliputi adalah,meliputi apa sajakah desain interface,meliputi apa sajakah konsep ruang,meliputi apa sajakah hak warga negara,meliputi apa sajakah kerajaan allah swt,meliputi apakah kesenian daerah tersebut,meliputi apa sajakah manajemen pns,hal anime,hal adalah,hal artinya,hal atau perihal,hal ataka,hal amca,hal angry birds,hal archives-ouvertes,hal aneh di google maps,hal ata alal insani,hal anime,hal adalah,hal artinya,hal atau perihal,hal ataka,hal amca,hal angry birds,hal archives-ouvertes,hal aneh di google maps,hal ata alal insani,berikut adalah informasi akuntansi kecuali,kecuali artinya,kecuali adalah,kecuali adalah konjungsi,kecuali aku bahasa inggris,ciri anekdot kecuali,manfaat kerjasama kecuali a

Tips Mudah Lolos SKD Kedinasan CPNS 2020 | educate

DuniaKU: tabloidmaya Just another WordPress.com site Menu

DuniaKU: tabloidmaya Just another WordPress.com site Menu

DuniaKU: tabloidmaya Just another WordPress.com site Menu

DuniaKU: tabloidmaya Just another WordPress.com site Menu


Posting Komentar untuk "Karakteristik Computational Thinking Meliputi Hal Hal Berikut Kecuali !!"